Selasa, 31 Januari 2012

NIAT, CARA, TUJUAN


              Suatu hari terjadi suatu pertempuran diantara pihak Islam dengan pihak Musyrik. Kedua belah pihak berjuang dengan hebat untuk mengalahkan antara satu sama lain. Tiba saat pertempuran itu selesai seketika dan kedua pihak pulang ke markas masing-masing.
            Disana Nabi Muhammad SAW dan para sahabat telah berkumpul membincangkan tentang pertempuran yang telah berrlaku itu. Peristiwa yang baru mereka alami itu masih terbayang-bayang di mata. Dalam perbincangan itu, mereka begitu kagum dengan salah seorang dari mereka yaitu Qotzman. Semasa bertempur dengan musuh, dia kelihatan seperti seekor singa yang lapar menerkam mangsanya. Dengan keberaniaannya itu, dia telah menjadi buah bibir ketika itu. “tidak seorang pun diantara kita yang dapat menandingi kehebatan Qotzman”, kata salah seorang sahabat. Mendengar perkataan itu Rasulullah SAW menjawab “sebenarnya dia itu adalah golongan penduduk neraka”.
            Para sahabat menjadi heran mendengar jawaban Rasulullah SAW itu. Bagaimana seorang yang telah berjuang dengan begitu gagah membela Islam masuk dalam neraka. Para sahabat berpandangan satu sama lain ketika mendengar jawaban Rasulullah itu. Rasulullah sadar para sahabatnya heran dengan ceritanya, lantas beliau berkata “Semasa Qotzman keluar dari medan perang, Qotzman telah mengalami luka parah akibat ditikam oleh pihak musuh. Badannya dipenuhi dengan darah. Dengan segera Qotzman meletakkan pedangnya pedangnya keatas tanah, kemudian pedang itu dihadapkan ke dadanya dan terus membenamkan mata pedang itu ke dalam dadanya.”
“Dia melakukan perbuatan itu adalah karena dia tidak tahan menanggung kesakitan akibat luka yang dialaminya. Akhirnya dia mati bukan karena berlawan dengan musuhnya, tetapi membunuh dirinya sendiri. Melihat keadaannya yang parah, banyak orang yang menyangka bahwa dia akan mesuk syurga. Tetapi dia telah menunjukkan dirinya sebagai penduduk neraka.”
Menurut Rasulullah, sebelum mati Qotzman mengatakan “Demi Allah aku berperang bukan karena agama tetapi hanya sekedar menjaga kehormatan kota madinah supaya tidak dihancurkan oleh kaum Quraisy. Aku berperang hanyalah untuk membela kaumku. Kalau tidak karena itu”, aku tdak akan berperang.”
***
Sahabat, inilah salah satu kisah yang menyadarkan kita bahwa Niat, cara, dan tujuan adalah perkara yang penting dihadapan Allah SWT. Betapapun bagus tujuan kita, tetapi jika tidak dibarengi dengan niat Lillahi Ta’ala, maka apa yang kita lakukan tidak akan bernilai dihadapan Allah SWT. Mari luruskan niat, sama kan cara untuk menggapai satu tujuan!
Tetap cerdas, ikhlas, istiqomah Allahu Akbar!!!

2 komentar:

  1. tah kieu atuh...kan rada rame blog teh...
    lanjutkeun nepi ka kiamat... hahaha.. :D

    BalasHapus
  2. Semoga kita tidak merasakan kiamat akh. Hhhee...

    BalasHapus